'cookieOptions = {...};'

Waspada Beli Piyik Murai Batu Sebelum Bisa Terbang



Murai Batu semakin diminati apalagi akhir-akhir ini. Walaupun harganya relatif tinggi tetapi bukan menjadi hambatan para kicau mania untuk memilikinya. Murai Batu semakin banyak dikembangbiakan, peternak murai batu muncul dari golongan yang sekedar hobi bahkan golongan yang melihat ini sebagai peluang bisnis.

Dengan adanya peluang bisnis dalam beternak murai batu maka tidak sedikit peternak berlomba-lomba mengaktifkan mesin atm nya ( bukan mesin sesungguhnya ). Harga yang ditawarkan ke pembeli juga bervariasi.

Tidak sedikit peternak murai batu menjual hasil momongannya dengan cara instan. Piyik murai batu yang masi dibawah umur 10 hari yang masi belum keluar dari sarang atau belum bisa terbang sudah dijual dengan harga terjangkau dan hasilnya laris manis.

Namun dalam hal ini bagi konsumen yang mencari keuntungan dengan harga beli yang miring seperti membeli piyik murai batu yang belum bisa terbang harus waspada karena hal-hal yang akhirnya malah buntung bisa terjadi.

Kerugian yang bisa dialami pembeli dalam membeli piyik murai batu di usia dini atau yang belum bisa terbang apalagi makan sendiri adalah sebagai berikut :

1. Resiko piyik mati karena masih rentan kesehatannya. Ini disebabkan karena pembeli masi minim pengetahuan merawat piyik murai batu.

2. Resiko piyik lumpuh / cacat karena indukan kurang memenuhi syarat dalam produksi seperti usia muda dan defisiensi nutrisi. Ini disebabkan oleh minimnya pengetahuan peternak dalam berternak murai batu. Nah ini yang sering terjadi ketika dikompalin ke penjual kok anaknya lumpuh / cacat ? Dengan gampang penjual pun mengelak sambil menjawab " oh mungkin kurang kalsium ketika dirawat oleh pembeli ". Padahal penjual itu sudah tau kalo anaknya bakal lumpuh / cacat karena sering dialaminya sebelumnya dan tidak mengerti solusinya akhirnya dijual dengan cara instan.

3. Resiko beli kucing dalam karung. Maksudnya jenis kelamin belum positif pada usia piyik yang masi terlalu kecil.

Waspadalah....Waspadalah....
Jangan hanya tergiur mahar yang relatif sangat terjangkau karena dibalik semua itu malah buntung.

Semoga Bermanfaat, Salam Bird Lovers....

Tips Mensiasati Gelombang Agar Setiap Panen Anakan Murai Batu Tetap Berkualitas



Ternak Murai Batu sudah bukan rahasia lagi, tata cara penangkaran murai batu sudah banyak dibahas di media sosial, buku-buku, dan sumber lainnya. Murai Batu adalah salah satu jenis burung kicau yang tidak susah untuk diternak.

Murai Batu umumnya menghasilkan 3-4 telur yang selanjutnya melalui proses pengeraman selama 14 hari akan menetas. Siklus pertumbuhan piyik murai batu juga sangat cepat. Bulu-bulu piyik tumbuh lengkap setelah berumur 10-12 hari dan siap meninggalkan sarang umur 13-14 hari. Jadi kalo piyik ingin kita loloh sendiri sebaiknya diangkat umur dibawah 10 hari.

Untuk mendapatkan hasil anakan yang berkualitas pastinya punya aturan dan cara yang tepat. Pola makan memegang peranan penting dalam hal ini. Namun yang akan kita bahas kali ini adalah cara mensiasati gelombang agar setiap panen anakan murai batu tetap mendapatkan hasil yang baik.

Cara yang pertama :
Indukan yang meloloh anaknya sendiri hingga pandai mengambil makanan sendiri. Selama induk meloloh anaknya beri pakan segar yang variatif misalnya jangkrik, kroto, ulat, cacing. Selanjutnya setelah 3-4 kali produksi indukan di istirahatkan selama 2 minggu dengan cara menutup kotak sarang dan setelah itu bisa dilanjutkan kembali. Masa istirahat terhitung setelah anakan ditarik dari kandang penangkaran setelah berumur 25 hari. Selama masa istirahat tetap diberikan pola makan seperti meloloh anakan.

Cara yang kedua :
Anakan di panen 7-9 hari diangkat berikut sarangnya. Anakan dimasukkan ke kandang inkubator dengan bolam cukup 5 watt. Beri pakan segar secara variatif dengan ukuran yang disesuaikan dengan ukuran tenggorakan. Jangkrik sebaiknya dibuang kepala dan kakinya sebelum diberi ke anak murai batu. Selanjutnya setelah 2 kali anakan di panen dengan sistem diloloh oleh kita maka yang ke- 3 dan ke-4 kali biarkan indukan meloloh anaknya sendiri. Jangan lupa tutup kotak sarang setelah produksi yang ke-4 karena indukan harus diistirahatkan selama 2 minggu. Masa istirahat terhitung setelah anakan ditarik dari kandang penangkaran setelah berumur 25 hari.

Semoga Bermanfaat, Salam Bird Lovers....
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...