Secara umum perlakuan atau perawatan pada murai batu tangkapan liar bisa disamakan dengan murai batu hasil penangkaran baik dewasa, muda hutan dan anakan. Akan tetapi ada hal lain yang perlu diutamakan dalam perawatan murai batu tangkaran karena secara fisik bisa memiliki
daya tahan tubuh tidak sebaik murai batu tangkapan liar.
Murai batu hutan secara alamiah tumbuh dan berkembang dari perawatan induknya di alam bebas. Secara naruliah induk murai memberikan anaknya dengan makanan segar dan beraneka jenis, misalnya belalang, jangkrik, ulat, lipas, laba-laba kecil, dll. Begitu juga porsi makanan yang diberikan ke anak, induknya lebih memahami jumlah makanan dan jenis yang harus diberikan.
Sebaliknya murai batu tangkaran, porsi dan jenis makanan pasti tidak sebaik di alam bebas. Karena banyak kemungkinan para penangkar belum memahami perawatan murai batu yang baik dan benar. Semata-mata hanya melihat peluang dan nilai jual murai batu yang semakin mantap, maka terjadilah kuantitas dari pada kualitas.
Sebenarnya bila dipahami tata cara perawatan yang benar dan tepat murai batu tangkaran, hasilnya akan jauh lebih baik dari pada murai batu hutan.
Bukan asal kenyang dan asal makan saja yang diutamakan, tetapi harus diperhatikan secara keseluruhan nilai-nilai nutrisi yang dibutuhkan oleh murai batu.
Dalam hal ini kita harus jeli dalam memilih dan membeli murai batu tangkaran. Carilah penangkar yang sudah berpengalaman dalam perawatan dan yang mengutamakan kualitas. Kualitas yang di maksud disini bukanlah indukan burung juara karena semua itu tidak menjamin anaknya juara, tetapi kualitas dalam artian mental dan fisik yang terbentuk dengan baik karena asupan nutrisi dan teknik perawatan yang tepat.